Menunjuk Houthi sebagai Teroris Global, Pakar: Joe Biden sedang bermain api

TEMPO.CO, Jakarta – Pemerintah Amerika Serikat untuk menentukan lagi Houthi sebagai organisasi teroris tiga tahun setelah penarikannya, 17 Januari 2024. Presiden Joe Biden dipandang sebagai bermain api dalam salah satu keputusan kebijakan luar negeri besar pertamanya.

Al Jazeera mengumumkan bahwa kurang dari sebulan setelah menjabat pada Januari 2021, Presiden Amerika Serikat telah menarik dua penunjukan”seorang teroris” yang diberlakukan oleh pendahulunya Donald Trump terhadap pemberontak Houthi di Yaman.

Saat itu, Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan langkah tersebut merupakan “pengakuan atas situasi kemanusiaan yang mengerikan di Yaman”. PBB serta kelompok-kelompok kemanusiaan dan anggota parlemen AS telah memperingatkan bahwa penetapan “teroris” dapat mengganggu aliran bantuan ke negara tersebut.

Sekarang, tepat tiga tahun kemudian, pemerintahan Biden menerapkan kembali salah satu sebutan tersebut kepada Houthi, dan menyatakan mereka sebagai “kelompok teroris global” di tengah serangkaian serangan di Laut Merah.

Sekali lagi, para pembela hak asasi manusia dan analis politik menyatakan keprihatinannya mengenai dampak negatif keputusan tersebut terhadap warga sipil Yaman. Banyak juga yang mempertanyakan apakah penunjukan hari Rabu ini akan berhasil mendorong Houthi untuk mengakhiri serangan mereka.

“Saya sangat prihatin dengan dampak buruk yang ditimbulkan terhadap masyarakat umum di Yaman,” kata Afrah Nasser, peneliti non-residen di Arab Center di Washington DC yang sebelumnya bekerja sebagai peneliti Yaman di Human Rights Watch.

kata Nasser Al Jazeera bahwa penunjukan tersebut mengancam akan memperdalam krisis kemanusiaan di Yaman, yang telah bertahan selama bertahun-tahun dalam perang antara Houthi dan koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

Menurut PBB, lebih dari separuh penduduk Yaman – 18,2 juta orang – membutuhkan bantuan ketika negara tersebut bergulat dengan krisis ekonomi, kenaikan biaya, pengungsian massal, dan kelaparan.

“Keluarga umum Yaman saat ini menderita karena politik internal Houthi dan juga politik komunitas internasional di Yaman, demikian sebutannya. [AS] apa yang kami dengar hari ini,” kata Nasir. “Warga Yaman terjebak di antara dua kebakaran.”

Periklanan

Dalam pernyataannya pada Rabu pagi, Blinken mengatakan penetapan “Kelompok Teroris Global yang Ditunjuk Khusus” (SDGT) adalah respons terhadap serangan Houthi terhadap kapal komersial di Laut Merah.

“Tujuan penunjukan ini adalah untuk meningkatkan akuntabilitas kegiatan teroris kelompok tersebut. “Jika Houthi menghentikan serangan mereka di Laut Merah dan Teluk Aden, Amerika Serikat akan mempertimbangkan kembali penunjukan ini,” ujarnya.

Kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran, yang menguasai sebagian besar Yaman, mulai menembakkan roket ke Israel dan menyerang kapal komersial di Laut Merah tak lama setelah perang Gaza dimulai pada bulan Oktober.

Kelompok ini berjanji akan menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel sebagai bagian dari upaya untuk menekan pemerintah negara tersebut agar mengakhiri pemboman di Gaza dan mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan mengalir ke wilayah pesisir Palestina. Hal ini kemudian memperluas ancaman terhadap kapal-kapal komersial yang melakukan perjalanan ke dan dari Israel di sepanjang jalur perdagangan di lepas pantai Yaman.

Amerika Serikat dan Inggris melancarkan serangan udara ke markas Houthi di Yaman pada Kamis malam pekan lalu, meningkatkan ketegangan di kawasan setelah perang Hamas dengan Israel memasuki bulan keempat.

ALJAZEERA | Reuters

Pilihan Editor Filipina sedang mengusulkan kerangka peraturan AI untuk ASEAN



Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *