Pengaruh Negatif Santri Kalong terhadap Santri

Kalong Santri

JurnalPost.com – Arti umum santri adalah sebutan bagi mereka yang mengenyam pendidikan agama di pesantren. Ia disebut santri apabila ia tinggal atau menetap di pesantren sampai ia menyelesaikan pendidikannya. Sedangkan santri kalong adalah mereka yang bersekolah di pesantren, namun tidak tinggal atau tinggal di pesantren, inilah perbedaan utama antara santri dan santri yang disebut kalong. Santri kalong juga hanya mengikuti pendidikan formal tanpa adanya kewajiban untuk mengikuti kegiatan pesantren seperti mempelajari kitab kuning, wajib shalat berjamaah lima waktu, mempelajari qiro’ah taklimiyah dan juga kegiatan lainnya.

Di daerah saya yaitu Desa Lumutan Kec. Distrik Botlinggo. Bondowoso Jawa Timur, terdapat salah satu pesantren yang tidak menerima santri kelelawar karena ada beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari kehadiran santri kelelawar saat itu. Dulunya pesantren ini masih menerima santri kelelawar atau di daerah saya biasa disebut santri colokan, namun seiring berjalannya waktu dan karena beberapa kejadian dan pelanggaran yang dilakukan oleh santri kelelawar, maka pihak pesantren mengambil kebijakan baru yaitu tidak menerima santri kelelawar. dan mewajibkan seluruh santri yang tinggal di pesantren agar dapat memperdalam ilmu agama dan akhlak agar tidak hanya fokus pada pelajaran yang bersifat umum saja.

Beberapa dampak negatif yang disebutkan, salah satunya adalah membantu santri/santri yang aktif dalam menguasai telepon seluler dan alat elektronik lainnya, yang jelas-jelas dilarang di pesantren. Bahkan ada juga yang mengajak atau mengajak santri jauh melampaui batas wilayah yang telah ditentukan oleh pengurus Pondok Pesantren untuk santri. Hal ini juga berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab pengurus Pondok Pesantren untuk menjaga keselamatan dan keamanan para santri.

Santri kalong juga menjadi layanan pengantaran santri untuk membeli makanan dan barang yang jelas-jelas dilarang dan dibatasi konsumsinya oleh pihak manajemen pondok pesantren, padahal itu merupakan upaya pihak manajemen untuk menjaga kesehatan para santri. Itulah beberapa dampak yang terjadi sehingga kini pesantren mengharuskan seluruh santrinya tinggal di pesantren.

Tidak banyak alasan dan pertimbangan dalam mengambil kebijakan ini, namun untuk menjaga kebaikan anak-anak kita sebagai penerus bangsa agar berprestasi dan berprestasi dalam segala bidang pendidikan baik pendidikan formal dan khususnya bidang keagamaan dan yang paling penting. moralitas.

Setelah kebijakan ini diberlakukan, terjadi penurunan santri di pesantren???? Jawabannya adalah tidak. Bahlam, pasca diberlakukannya kebijakan tersebut, semakin banyak orang tua yang menyekolahkan anaknya di pesantren. Terkait dengan kebijakan tersebut, banyak pula tanggapan positif dari masyarakat terhadap para pengurus pesantren.

Penulis: Siti Badriyatul Kholila

Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *